Rakuman Kulwap Home Education base on Fitrah with Ustadz Harry Santoso

Kuliah Whatsapp dari @Sakeluarga.id dan @Yaumi.kids

PEMBUKAAN
Bismillahirrahmanirrahiem

HOME EDUCATION Berbasis FITRAH

Home Education atau home based education atau pendidikan berbasis rumah adalah amanah dan kesejatian peran dari setiap orangtua yg tak tergantikan oleh siapapun dan tdk bisa didelegasikan kpd siapapun.

HE bukanlah memindahkan persekolahan ke rumah, bukan pula menjejalkan (outside in) berbagai hal kpd anak2 kita namun membangkitkan dan menumbuhkan (inside out) potensi fitrah2 dalam diri kita dan anak2 kita agar mencapai peran sejati peradabannya dengan semulia2 akhlak.

Rumah2 kita adalah miniatur peradaban, bila potensi fitrah2 baik bisa ditumbuhsuburkan dan dimuliakan di dalam rumah2 kita maka secara kolektif menjadi baik dan mulialah peradaban.

Setiap anak kita setidaknya memiliki 8 potensi fitrah sejak dilahirkan

1. Fitrah keimanan, setiap bayi yg lahir pernah bersaksi bhw Allah sbg Robb. Maka setiap bayi yg lahir pd galibnya mengenal dan merindukan sosok Robb.

2. Fitrah belajar, setiap bayi yg lahir adalah pembelajar tangguh sejati

3. Fitrah bakat, setiap bayi yg lahir adalah unik, memiliki sifat bawaan yg kelak akan menjadi panggilan hidup dan peran spesifik nya di muka bumi dalam karir

4. Fitrah Seksualitas , setiap bayi dilahirkan sebagai lelaki atau perempuan, yang jika tumbuh paripurna kelak akan menjadi ayah dan ibu sejati

5. Fitrah Estetika dan Bahasa , Setiap bayi diinstal kemampuan berbahasa dan menyukai keindahan, kelestarian, kedamaian, dsbnya

6. Fitrah Individualitas dan Sosialitas. Setiap bayi punya ego (aku) yang bila tumbuh paripurna akan menjadi kemampuan bersosial atai berjamaah yang baik

7. Fitrah Jasmani . Setiap bayi dipersiapkan jasadnya untuk hidup di dunia dengan sehat

8. Fitrah perkembangan, setiap bayi sampai aqilbaligh dan sesudahnya, memiliki tahap2 perkembangan yg harus diikuti. Tdk berlaku kaidah makin cepat makin baik.

Ke 8 fitrah ini sebaiknya simultan, seimbang dan terpadu. Kurang salah satunya akan memberikan hasil yang tidak paripurna. Jika pendidikannya benar dan tepat, maka resultansi dari ke 8 fitrah ini adalah insan kamil yang memiliki peran peradaban.

Fitrah bakat tanpa fitrah keimanan akan melahirkan talented professional yang berakhlak buruk, begitupula sebaliknya fitrah keimanan tanpa fitrah bakat akan melahirkan orang2 beriman yg paham agama namun sedikit bermanfaat.

Lihatlah mereka yang berbakat menjadi pemimpin tanpa akhlak maka akan menjadi diktator. Begitupula mereka yang bertauhid tanpa bakat, akan sangat sedikit memberi manfaat.

Fitrah belajar tanpa fitrah keimanan akan melahirkan para scientist dan innovator yang berbuat kerusakan di muka bumi, begitupula sebaliknya fitrah keimanan tanpa fitrah belajar akan melahirkan generasi agamis namun mandul dan tidak kreatif.

Fitrah belajar tanpa fitrah bakat akan melahirkan pembelajar yang tidak relevan dengan jatidirnya, begitupula sebaliknya, fitrah bakat tanpa fitrah belajar akan melahirkan orang berbakat yang tidak innovatif. Berapa banyak kita lihat orang yang bakatnya hanya berhenti sebagai hobby semata.

Semua fitrah personal itu jika tidak ditumbuhkan sesuai fitrah perkembangannya akan membuat generasi yang tidak matang dan tidak utuh menjadi dirinya.

Fitrah belajar dan fitrah bakat yang tumbuh bersamaan dengan fitrah keimanan sesuai fitrah perkembangan akan melahirkan generasi aqilbaligh yg inovatif, produktif dan berakhlak mulia.
Salam Pendidikan Peradaban

#fitrahbasededucation
#pendidikanberbasisfitrah 

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Diskusi dengan Q & A

Q : 

 1. Bagaimana cara membuat personalized dan localized curiculum untuk menerapkan HE?
2. Seperti apa dan bagaimana kurikulum Allah yang dimaksud?
3. Kadang kami merasa minder dan baper dalam mendidik anak. Bagaimana menjalankan fitrah keayahbundaan agar semakin percaya diri dalam mendidik anak?

A :
1. Personalized Curriculum hanya bisa disusun apabila kita sudah mengenal baik seluruh aspek fitrah anak kita. Itulah perlunya jurnal kegiatan pada usia 0-6 tahun, agar memahami pola perkembangan fitrahnya, keunikannya dsbnya. Dari jurnal kita bisa melihat pola keunikan dan kebutuhan semua fitrah ananda, dan merancang kurikulum yang terpersonalisasi.

2. Kurikulum Allah, adalah benih kebaikan (fitrah anak), kemampuan mendidik (fitrah orangtua), peristiwa peristiwa sepanjang hidup, yang semua itu bukan kebetulan, namun rancangan Allah agar manusia menjadi mulia dan mampu menunaikan tugas langitnya di dunia.

3. Pahami Framework FBE dengan mendalam serta Kuatkan keyakinan

bahwa
-. Tugas mendidik adalah tugas dari Allah dan Allah tak mungkin tak membantu sepenuhnya. Mintalah dan andalkanlah Allah agar senantiasa intervensi dalam mendidik anak anak kita.

-. Kitalah orangtua versi terbaik menurut Allah utk anak kita. Ketika diberi amanah anak, maka Allah tak mungkin sembarang memberi, berarti Allah yakin bahwa kitalah orangtua terbaik urk anak anak kita

-. Allah telah instal semua kebaikan dalam diri kita berupa fitrah keayahbundaan yg baik. Maka samhutlah peran keayahbundaan ini dgn mulai berani membersamai anak anak kita. Allah tak akan memanggil mereka yg mampu tetapi memampukan mereka yg terpanggil

-. Tiap anak sudah diinstal fitrah yang baik, maka anak anak kita aka terus baik bahka kelak menjadi istimewa, sepanjang kita tidak lebay obsesif dan lalai pesimis.

-. Yakinlah bahwa tiap anak kita pasti diciptakan dengan peran istimewa terbaik di masa depan yg ditunggu2 dunia. Mustahil Allah ciptakan anak kita tanpa peran istimewa di masa depan. Yakin saja

-. Allah telah turunkan Kitabullah untuk memandu fitrah itu agar tumbuh, indah dan bahagia. Maka dalamilah hikmah hikmah dari kitabullah

-. Mulailah membersamai ananda dari hal yg paling sederhana yg ada disekitar kita. Tak perlu mengada ada, jangan menunggu semua ada. Lakukan observasi dari tiap kegiatan lalu rencanakan kegiatan berikutnya utk menumbuhkan semua aspek fitrah

-. Jangan jadikan masa lalu sebagai penghalang. Maafkanlah masa lalu, ambil hikmah yg banyak. Teruslah menumbuhkan fitrah ananda, kelak fitrah kita juga akan tumbuh indah kembali. Raise your child, raise yourself.

-. Bangun komunitas. Dengan berjamaah kita jadi lebih kuat, utk saling mengingatkan dan tolong menolong. Ada pepatah Afrika "It takes a village to raise a child" artinya kita butuh orang sekampung untuk membesarkan anak

-. Serahkan hasil akhirnya kpd Allah


***

Q :
Usia anak 0-7 tahun merupakan kesempatan emas untuk membentuk fitrah anak. Tapi saya sebagai ibu dr 2 anak (20 bulan dan 1 bulan), malah terlanjur fokus dg kerepotan urusan domestik. Bagaimana caranya agar saya menjadi sebaik-baik "madrosatul ula" bagi anak2?

A : 
Semua tahap usia adalah tahap emas, usia 0-6 adalah tahap emas bagi fitrah keimanan, tahap 7-10 adalah tahap emas bagi fitrah belajar dan bernalar, usia 11 - 15 adalah tahap emas bagi pengembangan fitrah bakat, sedangkan tahap usia 0 - 15 adalah tahap emas bagi pengembangan fitrah seksualitas dan fitrah individualitas & sosialitas.

Jika permasalahannya adalah "kerepotan" tentu bisa diselesaikan dengan mengelola waktu dan berkerjasama dengan pasangan atau komunitas. Belajarlah ttg manajemen waktu, jangan mengerjakan hal hal yang urgent dan important apalagi urgent but not important, namun upayakan bergerak ke important but not urgent. Fikirkan caranya agar sibuk ke hal2 penting namun tidak genting. Semakin banyak yang penting dan tak genting yang bisa kita lakukan, makin bahagia hidup kita. Artinya yang genting2 sudah bisa diatasi dengan perencanaan yang baik.
Mintalah suami membantu pekerjaan rumah dan mendidik anak, serta bergabunglah bersama komunitas agar bisa saling mendukung 

***

Q :
1 Bgmn menumbuhkan keyakinan diri untuk home education dengan homeschooling / non formal dirumah sedangkan anak saya (laki-laki) mudah terdistraksi atau bermain dgn adiknya apabila diminta belajar dgn saya beda halnya kalau di tempat les dengan gurunya

2 Bagaimana menyamakan persepsi dengan suami agar satu frekuensi tentang mendidik anak, parenting mengingat suami saya masih dlm kategori kurang terlibat dalam pengasuhan karena sibuk dgn pekerjaannya?

3 tiga pilar utama pendidikan dirumah, sekolah dan masjid (lingk rumah)
• bgmn kalau memilih sekolah umum bukan agama? Dgn pertimbangan lebih dekat dgn rumah tapi tetap memberikan kegiatan tambahan seperti TPA, les mengaji dll?

•bagaimana mengelola anak agar memiliki keberanian untuk mempertahankan diri atau membela diri disekolah sehingga tetap enjoy bersekolah tanpa trauma ada teman yang agresif (bully verbal/non verbal, main fisik menendang memukul,menggigit)

•bagaimana kalau di lingk rumah sudah ada anak-anak yang terkontaminasi hal-hal yang tidak baik berbicara hal atau menonton video yang tidak pantas? 

A :

1. Keyakinan dan Keshabaran akan tumbuh jika Kita Penuh Syukur. Rasa Syukur akan muncul jika kita memahami bahwa setiap anak sudah Allah instal kebaikan yang lengkap yaitu fitrah. Tugas kita bukan banyak mengajarkan anak (dont too much teaching) tetapi membangkitkan semua fitrah2nya. Anak yang bergairah beribadah dan bergairah belajar, maka akan beribadah dan belajar sepanjang hidupnya. Tetapi anak yang gagal digairahkan karena terlalu banyak dijejalkan, maka akan minta diajarkan atau disuruh2 sepanjang hidupnya. Kita tak mungkin hidup terus dan tak mungkin mengajarkan semua hal, tugas kita ibarat petani, membersamai saja benih2 fitrah itu, memberi ruang yang cukup untuk tumbuh, menyediakan tanah yang cocok, merawat batang dan daun, bukan memotong, membonsai dan menggergaji semau kita, memberikan pupuk dan air yang sesuai kebutuhan fitrahnya bukan sesuai obsesi kita dstnya. Keep rileks dan optimis.

2. Yang penting suami menyadari pentingnya fitrah dan mendukung upaya bunda, itu sudah cukup. Jika mau terlibat maka akan sangat baik, tetapi perlahan dan jangan memaksa.

3. Hati2, hari ini banyak anak tahu agama namun tak kuat aqidahnya, karena hanya diserahkan pada sekolah. Ada perbedaan yang jauh antara mengajarkan agama dengan menumbuhkan fitrah keimanan.
Kewajiban mendidik aqidah dan mengajarkan agama basic itu orangtua bukan sekolah atau madrasah, jika kita tak punya ilmu agama maka belajarlah. Namun yang penting sebelum Ilmu adalah adab, dan yang penting sebelum adab adalah fitrah.

Jika gairah fitrah tumbuh, maka adab mudah ditanamkan. Jika adab sudah tertanam, maka ananda akan mudah diberikan ilmu. Bagaimana menumbuhkan fitrah, pahami framework fitrah based education baik baik.

4. Anak yang mudah dibully, bisa berbeda penyebabnya. Bisa karena punya sifat suka harmoni sehingga lebih memilih dibully daripada tak punya teman, bisa karena ego cidera krn banyak dimarahi di rumah sehingga gampang dibully, bisa karena habit atau kebiasaan atau meniru orangtuanya yang tak tegas dalam apapun.
Setiap penyebab berbeda solusinya. Jika mudah dibully karena sifat suka damai, maka solusinya adalah diberitahu sifatnya dan mencari cara agar tak dibully misalnya menghindar dll
Jika mudah dibully karena cidera ego akibat suka dimarahi, maka solusinya adalah disembuhkan luka egonya dengan mengulang proses penumbuhan fitrah individualitasnya.
Jika mudah dibully karena orangtuanya atau sosok ayah yang lemah atau peragu atau rapuh, maka ayahnya yang harus memperbaiki egonya. 

***

Q :
Apa saran dari bapak/ibu bagi saya, yang memiliki istri yang solehah yang masih ingin membantu perekonomian keluarganya dan keluarga kecil kami untuk bekerja, sehingga kami harus menitipkan anak kami di orang tua kami trsbt...
Walaupun orang tua kami sudah berulangkali bilang ridho di titipkan anak kami...
bisakah kita tetap menjalankan fitrah anak dengan baik, walaupun kondisi kedua orang tua bekerja?

A :
Saran saya yakinlah bahwa rezqi istri dan suami itu satu paket. Jika istri bekerja, maka pasti secara rezqi tak menambah apapun bahkan mengurangi rezqi yang dititipkan pada ayah, jumlahnya akan tetap satu. Karena rezqi anak dan istri sudah dititipkan pada ayah, maka ayahlah yang harus bekerja lebih smart, yang waktunya lebih banyak utk keluarga namun lebih banyak rezqinya.
Tanpa mengurangi rasa hormat pada orangtua ayah Ceecep, karena umumnya kakek nenek itu sudah bukan fase mendidik lagi, mereka lebih cenderung memanjakan cucu atau sebaliknya suka tidak shabaran sehingga memberi solusi2 yg kadang merusak fitrah anak. Jika anak kita kelak mengalami cidera fitrah maka, kita sendiri yang akan menyesal dan uang yang dikumpulkan akan dihabiskan untuk membereskan fitrah anak yg cidera, misalnya kecanduan gadget, penyakit pencernaan karena banyak jajan, manja sehingga merepotkan sampai dewasa, mudah dibully atau dipapar keburukan karena kurang sosok ayah dan ibu dstnya.
Jadi saran saya, baik ayah atau ibu, sebaiknya memadukan peran keayahan atau peran keibuan dengan peran profesi (bakat) sehingga tidak ada yang dizhalimi. 

***

Q :
1. Mohon berikan beberapa contoh percapakan atau aktivitas yang bisa diterapkan di pengajaran 3-6 thn serta pengajaran di Fitrah keimanan dan Fitrah Bernalar Berpikir.

2. Adakah cerita/sosok dari sahabat rasul atau nabi, orang tua terutama ibu yang bisa diteladani dalam mendidik anak?

3. Cerita2 apa saja yang baiknya di sampaikan (cerita nabi dan rasul kah, penciptaan alam semesta dan apa yang ada di alam, perjuangan islam/etc kah) pada usia 3-6 thn anak? Atau pada tiap tahap usia anak?

4. Di umur 0-2 tahun mungkin anak belum mengerti perkataan, apa rangsangan atau kegiatan yang dapat dilakukan agar bisa mengenalkan Allah?

A :
1. Di bawah 7 tahun, intinya membangkitkan gairah fitrahnya dengan imaji2 positif melalui hal hal yang mempesonanya. Membacakan kisah Nabi atau mengenalkan Allah dengan antusias, bermain dengan antusias bersama ayah, mencontohkan perbuatan baik dengan antusias, misalnya mengajak ke rumah yatim untuk berbagi hadiah, mengulang syair yang indah bersama bunda, membawa ke alam untuk bergerak, berguling, menyentuh, meraba dll. Belajar di usia ini bukan duduk diam tetapi banyak bergerak.

2. Semua bisa jadi teladan, namun berbeda satu sama lain. Tiada keteladanan sempurna pada setiap orang kecuali Rasulullah SAW. Bunda bisa mendalami bagaimana Halimah Sa'diah mendidik Nabi SAW ketika usia dini, mendalami bagaimana Ummu Aiman semasa mengasuh Nabi SAW saat usia dasar, lalu Fatimah istrinya Abu Thalib, ketika mendampingi Nabi SAW sampai menjelang AqilBaligh. Setelah masa Kenabian, maka bisa dipelajari bagaimana keluarga2 para Sahabat mendidik anak anaknya, namun tiada yang bisa jadi teladan dalam semua hal dan tidak semua keteladanan bisa ditiru di keluarga kita. Maka temukan kebaikan kebaikan fitrah kita sendiri dalam mendidik anak.

3. Berkisah paling pas di usia di bawah 7 tahun. Tentu cerita apa saja boleh sepanjang itu baik, menggambarkan kehidupan nyata dan sesuai kebutuhannya yaitu membuat jatuh cinta pada Allah dan ciptaanNya. Hindari kisah2 yang mengerikan seperti neraka, dajjal, perang akhir zaman, kengerian neraka dan kiamat dstnya, sampai ananda berusia 7 tahun ke atas atau sampai ananda siap dan logis. 

4. Menyusui dengan eksklusif, memandang (kontak mata), menyentuh, mengajak bicara, adalah bentuk mengenalkan Allah pada ananda. Jangan khawatir ananda tak paham, ia memang tak mengerti ucapan, tetapi perasaannya dan fitrahnya meresponnya. Karenanya ananda tak belajar bahasa, apabila diajak bicara setiap hari, maka ia bisa bicara. Karena semua sudah Allah instal sebaiknya, asal dibersamai dan didampingi dengan telaten. 

***

Q :
anak saya skrg 10 bulan. Langkah2 apa saja yg harus saya tempuh (ajarkan) agar anak terbentuk fitrahnya sehingga kelak besar takut akan Allah dan menjadi pribadi yg unggul, sayang akan sesama dan agamanya?

A :
Fitrah itu sudah ada dalam diri ananda, jadi tak perlu diajarkan apapun, tetapi bersamai selalu ananda, berikan ASI dengan fokus jangan menyambi, peluk dengan segenap rasa dan senandungkan alQuran ( fitrah keimanan), ajak bicara setiap hari dan selalu tambahkan kosa kata baru (fitrah bahasa), ajak kontak mata dengan penuh cinta dan sunggingkan senyum dan wajah yang ceria (fitrah estetika), bacakan kisah2 dengan buku bergambar indah (fitrah belajar) dstnya

***

Q :
Dari materi, dan diskusi yg telah berjalan, sy penasaran, dimanakah kecenderungan posisi HE dan preferensi ust Harry?

Apakah HE lebih cenderung dan cocok pada konsep Home Schooling? Atau pada sekolah pada umumnya dan kita kawal dengan pendidikan berbasis fitrah di rumah (walau dengan waktu yg lebih terbatas)? Mengingat bahwa sekolah berbeda dengan pendidikan dan hal2 yang bersifat keilmuan sains-sosial mungkin tidak bisa dicover seluruhnya oleh orang tua.

Dan jika berkenan sharing, kegiatan2 dari komunitas2 yang dibuat oleh ustadz harry apa saja ya? Barangkali bisa join. 

A :
HE itu bukan pilihan, ia kewajiban orangtua sejak zaman Nabi Adam AS. Apabila ananda bersekolah atau tidak bersekolah, homeschooling atau unschooling dll, kewajiban HE itu tak berkurang seujung kukupun, karena kitalah yang akan tanya di akhirat kelak.

Dalam Islam pendidikan itu meliputi tarbiyah (merawat dan menumbuhkan fitrah), ta'dib (menanamkan adab) dan ta'lim (mengajarkan kitab dan hikmah / Knowledge n Skill). Jika merunut dalilnya maka semua itu adalah kewajiban orangtua.
Satu2nya yang bisa dioutsource adalah ta'lim, itupun apabila kita tak memiliki ilmu nya. 

Kegiatan2 komunitas biasanya dibagi menjadi 5 kegiatan per kelompok umur

Usia 0 -6 tahun lebih banyak playdate
Usia 7 -10 tahun lebih banyak ngebolang, ekpedisi, napak tilas, father camp, mother cooking class dll
Usia 11 - 16 tahun lebih banyak pemagangan, backpacker, proyek2 bisnis, investasi, kemanusiaan, dakwah dll

Untuk para Single, lebih banyak kegiatan pemuda

Untuk Orangtua, ada seminar, workshop, family gathering, family coaching dll 

Silahkan bergabung dengan HEbAT Community
https://www.facebook.com/hebatcommunitypusat/ 

***

Q :
Insya allah tahun depan putri kami akan sekolah SD dan setelah 2 kali ikut seminar ust, ada hal yang kami yakini yaitu bagaimanapun sekolahnya, yang paling penting adalah pendidikan di rumah, dan pertanyaan kami adalah sbb:
1. Bagaimana kami harus menguatkan pondasi tersebut? Mengingat prosentase waktu nya akan lebih banyak disekolah dibanding di rumah, Langkah awal kami memang mencari sekolah yang sesuai dengan visi misi keluarga kami.
2. Apakah mempertimbangkan  pendapat anak memilih sekolah dimana itu menjadi prioritas dalam memilih sekolah?

A :
1. Tentu pilihkan sekolah yang sesuai keunikan ananda dan misi keluarga. tetap manfaatkan waktu2 bersama ananda. Pastikan sekolah hanya opsi saja, agenda besar pendidikan ada di tangan bunda. Jika pada suatu keadaan sekolah tidak lagi mendukung rancangan pendidikan di rumah, maka opsi pindah sekolah atau tidak sekolah harus siap dilakukan.

2. Tentu saja ananda belum bisa menyatakan pendapat mau sekolah kemana, ia belum punya wawasan ttg sekolah, dan tak butuh sekolah sebenarnya. Yang dibutuhkan ananda sesungguhnya adalah ruang yang cukup luas untuk menjadi dirinya sesuai fitrahnya.
Tugas orangtua adalah bukan membiarkan atau memperturutkan atau memaksa, namun mengarahkan yang sesuai kebutuhan fitrah ananda bukan obsesi kita 

***

Q :
 Orangtua saya sudah diusia 62an, alhamdulillah masih lengkap. Tapi posisi saya merantau. Saya memiliki adik yg ad sdh memasuki remaja. Dia mengalami masalah dalam pengembangan fitrah karena sakit dan fase penyembuhan cukup lama.

Untuk fitrah seperti belajar dan bernalar, fitrah bakat. Jika sudah terlanjur melewati usia tersebut, tapi fitrah ini sama sekali belum tersentuh. Karena si adik terlanjur tidak percaya diri, seperti badannya lebih kecil dibandingkan teman2, lemah secara fisik, sering sakit, dsb. Secara usia dia sudah memasuki remaja, tetapi secara berpikir masih sangat anak-anak.
Bagaimana step penyelesaiannya ustadz?

>> Terimakasih ustad. Mengingat usia orang tua saya sudah di fase 'lelah' mendidik, maksud saya beliau sudah saatnya menikmati usia tuanya, bukan fase mendidik lagi.
Semangat mendidiknya pun, sudah tak lagi seperti saat saya kecil.

Apakah ustad punya contoh nyata yang bisa saya jadikan acuan? 

A :
Saran saya dipetakan fitrah2nya, apa penyebab tak berkembang, lalu dicari solusinya. Yang dibutuhkan adinda adalah dukungan dan keyakinan bahwa ia bisa tumbuh hebat karena semua manusia diciptakan dengan sebaik baik ciptaan, diinstal fitrah yang baik dstnya.

Jika masalahnya adalah fitrah individualitasnya tak tumbuh, coba gali apakah ada trauma atau cidera ego (nampaknya ini), lalu gali lagi apa penyebabnya dstnya. Sampai ditemukan root cause (akar dari akar masalah), lalu carikan solusinya dan jalankan. Pilih solusi yang paling mudah namun berdampak besar. Jika perihal ego maka harus dikembalikan rasa pede nya dengan diberi kesempatan untuk melakukan sesuatu yang besar, dilibatkan di organisasi, diberi sosok ayah/ mentor yang tangguh dll

>> ya jangan ortunya dong, kakak2nya harus take over

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

PENUTUP

AyahBunda dan Pendidik yang baik,

Sesungguhnya Allahlah Sang Murobby (Pendidik) Sejati, karena Allahlah alKholiq yang telah menciptakan fitrah kita dan fitrah anak anak kita. Dan Allah tidak diam membiarkan fitrah itu tanpa dikawal maka Dialah juga yang telah menyediakan JALAN agar fitrah itu tumbuh berkembang dan bekerja sesuai tahapan2nya.
Dan Dialah jua yang telah menetapkan Syariah atau Kitabullah untuk memandu fitrah itu agar tumbuh indah, sempurna dan berbahagia.
Maka wahai Ayah Bunda, wahai aktifis, wahai pendidik, just follow the fitrah, ikuti saja fitrah itu, dan pandulah ia dengan Kitabullah sehingga kelak mencapai peran peradaban terbaik dengan semulia mulia adab.

Jazakumullah atas perhatian teman2 semua

mohon maaf jika ada yang tak berkenan,
tetap semangat, keep rileks dan optimis

deraskan maknamu
bukan tinggikan suara
karena hujanlah yang menumbuhkan bunga bunga
bukan petir dan guruhnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Fitrah Based Education

DOA UNTUK CALON HAFIZ(AH)